Kekuatan Mimpi, Menata Masa Depan
Good Evening my Lovely Class :)
Dalam kesempatan kali ini, giliran Pak Hadi yang punya kesempatan untuk posting di blog kelas tercinta ini. Ayo kita simak bersama, and dont forget to leave your comment after read Mr Hadi'sCheck this out, GUYS!
Kekuatan Mimpi, Menata Masa Depan
Oleh. Mas Hadi yang numpang lewat di I-MBTI 2011
Istilah peta hidup aku temui di
novel Ayat-Ayat Cinta dan blog-nya Ibu Marwah Daud Ibrahim. Peta hidup memudahkan pelakunya memetakan
target, meletakkan peristiwa-peristiwa penting, cita-cita atau bahkan tujuan
hidup ke dalam sumbu-sumbu waktu yang terukur. Sumbu waktu bisa tahunan, bisa lima tahunan
dan sebagainya sesuai kebutuhan.
Peta hidup dapat menjadi navigasi hidup yang membuat kita fokus dan tidak gampang terombang-ambing. Peta hidup adalah mimpi dan perencanaan bagaimana menggapai mimpi tersebut. Kekuatan mimpi bisa diilustrasikan
“Sebelum berlayar, bayangkan keindahan
pulau tujuan”, lalu tetapkan kapan mulai
berlayar, lewat jalur mana, antisipasi kalau ada ombak, dlsb.
“Sebelum menjalani perkuliahan yang
melelahkan, bayangkan kemegahan wisuda, senyuman dan tangis haru orang tua yang
bahagia melihat anaknya berhasil”. Lalu tetapkan keinginan untuk belajar
sungguh-sungguh, kapan ujian, kapan liburan, kapan berorganisasi, ini itu..yang
mendukung.
Mungkin itu intinya.
Jejak-jejak
mimpi
Sebuah video clip inspiratif yang
menggambarkan perjalanan seorang Danang dengan 100 mimpi-mimpi, target, harapan
atau cita-cita yang dituliskan dengan sengaja.
Niat yang kuat, pada saat menuliskan 100 keinginan tersebut, tanpa sadar
bisa mengkondisikan alam bawah sadar seorang Danang. Sehingga walaupun, tulisan tersebut sempat
hilang dari pandangan, namun ketika dilihat lagi, tanpa terasa sebagian besar
terwujud seiring perjalanan waktu.
Ini lah
kekuatan pikiran. Kekuatan niat, adalah
doa, yang bisa mengkondisikan alam bawah sadar untuk berusaha mewujudkan apapun
mimpi-mimpi itu. Jika alam bawah sadar
sudah sangat-sangat fokus, seluruh energi, pikiran, dana, kepekaan indera akan
sangat siap menerima pertanda sekecil apapun.
Sehingga ketika kesempatan itu datang, alam bawah sadar kita cepat
bangkit, merespon. TANGKAP… dan DAPAT. Alhamdulillah.
Akan jauh berbeda kawan. Kalau hidup tanpa tujuan, tanpa
kesadaran. Kesempatan SUNGGUH datang
silih berganti, setiap hari, bahkan setiap waktu. Tapi kalau indera kita terkatup, alam sadar
kita tertidur, pikiran kita entah kemana.. yaa lewat saja. Bablass anginee.. hilang kesempatane J
Untuk itulah, marilah kita bina
hidup dengan penuh kesadaran. Kesadaran bahwa hidup itu hanya sekali dan
harus berhasil. Amin3x.
Jangan
remehkan Cita-cita.
Saat kecil SD, saya sangat ingin
sekali menjadi petani, tepatnya insinyur pertanian. Setiap ada tanaman, bibit tanaman,
Alhamdulillah bisa disemai dan akhirnya berbuah. Tanah sekecil apapun bahkan 1m x 1m, bisa
disulap jadi kebun mulai dari tomat, ketela pohon, jagung, cabai, dll. Hampir semua tanaman buah-buahan di rumah
orang tua, sekarang, berbuah adalah berkah cita-cita selintas tersebut. Itulah
kekuatan cita-cita anak kecil di bawah 10 tahun.
Berangkat SMP, cita-cita berubah,
ingin jadi insinyur elektro. Setiap
kerusakan radio, listrik, praktek elektronika membuat bell listrik, lampu
flip-flop, generator kincir angin pasti saya tekuni sungguh-sungguh. Ada kalanya berhasil, gagal pun juga
biasa. Dua-duanya bikin hati senang. Namanya juga hobi J
Setelah komputer muncul, ternyata
tidak harus belepotan dengan solder dan panasnya timah lagi. Dengan komputer, sekarang tinggal bongkar,
pasang hardware, atau format software dan pemrograman maka jadilah banyak
hal. Kuncinya satu, mau ngoprek J.
Meskipun lemah di bidang pemrograman, lintang pukang saat praktikum, tidak
menyurutkan cita-cita menjadi insinyur yang akhirnya terwujud setelah lulus S1
dari STT TELKOM.
Masalah-nya banyak orang, termasuk
saya tidak sadar, bahwa cita-cita harus diperbaharui terus menerus. Kalau tidak, lompatan-lompatan yang dilakukan
tidak akan cukup lebar, tidak cukup banyak dan tidak cukup cepat. Sementara usia hidup manusia sangat-sangat terbatas.
“Life is short;
the time will never go backward.”
Setelah S1 didapat dan berhasil
mempunyai penghasilan sendiri, hidup sempat mengalir tanpa tujuan. “Nikmati hidup” begitu mungkin pikiran saya
waktu itu.
Sampai akhirnya tersadar harus berkeluarga,
membangun kehidupan bersama, dimana masa depan istri dan anak-anak bergantung. Tanggung jawab lebih berat.
Sayang teori-teori motivasi waktu
itu tidak seberkembang seperti sekarang.
Tidak ada Mario Teguh, tidak ada Andre Wongso, belum kenal Marwah Daud,
dan lain-lain. Hampir-hampir
bertahun-tahun hidup hilang makna, sekedar menjalani, bak air mengalir, padahal
masalah hidup terus bertambah, sementara ilmu tidak.
Sampai-sampai tersadar melihat
wajah ibunda, yang makin menua, beliau belum sempat merasakan kebahagian. Lelah
mengurus dan membiayai kami lima bersaudara.
Diusia senja beliau, belum sanggup untuk menunaikan ibadah haji. Muncullah tekad… saya harus bisa ke Baitullah
sebelum umur 30 tahun mengantar Ibu.
Roda mimpi bergulir. Menabung dan
menabung demi Ibunda dan harapan haji diusia muda.
Kebangkitan mulai hadir, ketika
secara sadar bahwa kita berani mencoba atau mengambil pekerjaan yang menantang
dalam kerjasama R&D dengan Bell labs Lucent Technologies. Akhirnya saya mendapatkan kesempatan
intership di UK selama 2 bulan. Pada
saat magang tersebut berkenalan lah dengan mahasiswa dari Manchester University
sampai akhirnya alam bawah sadar saya terkuak.
Dulu pernah terinspirasi Program BJ Habibie untuk sekolah di LN,
meskipun harus kandas. Saat itu sebelum
diterima di STT TELKOM, sempat punya harapan bisa mengenyam pendidikan di luar
negeri. Gara-gara ini, kedua orang tua
saya sampai kecelakaan, karena ingin melihat pengumuman apakah saya diterima di
program STAID yang ujiannya lebih dari 6 tahap itu.
Orang tua cedera, ujian gagal. Kenangan ini, ternyata bisa melecut tidak
hanya kesedihan, tapi dendam dan tekad di masa depan (kadang-kadang perlu juga
cita-cita dibangun dengan sangat emosional). Sehingga dengan bekal TOEFL yang
masih 480, saya mulai bertekad berburu beasiswa sambil memperbaiki kemampuan
bahasa Inggris sampai mencapai TOEFL 570 dan IELTS 6.5. Alhamdulillah walaupun jatuh bangun mengasah
kemampuan bahasa inggris, ditolak sana sini mendapatkan beasiswa, akhirnya
beasiswa melanjutkan S2 di Inggris bisa saya dapatkan melalui program Beasiswa Chevening
dari pemerintah Inggris.
Disini lah kekuatan cita-cita,
dimana kemauan yang keras, bisa mengalahkan kelemahan, umur, kebodohan,
kemalasan, bahkan penolakan bertubi-tubi.
Dukungan keluarga, pengorbanan istri dan anak-anak sungguh menjadi
penentu yang luar biasa.
Menata
Masa Depan
Umur terus bertambah. Ada mimpi-mimpi yang berhasil ada yang belum
tercapai. Satu hal yang pasti, selalu
perbarui mimpi-mimpi. Tata kembali dan
petakan dalam rentang waktu, umur yang tersisa.
Mungkin saya tidak akan secepat
rekan-rekan paramuda dalam menuliskan 100 mimpi. Tapi saya harus bermimpi, meskipun sisa hidup
mungkin hanya beberapa tahun lagi. Tidak
ada yang tahu, yang pasti, setiap niat yang baik akan berbuah pahala
berlipat-lipat.
“Tanam lah kurma, meskipun tahu
besok hari kiamat”.
Life begin at 40.
Menurut Mario Teguh, beliau membagi
masa karir menjadi 3 phase. Phase
sebelum 35 tahun, cari lah reputasi.
Uang bukan yang utama (*boleh setuju, boleh tidak). Bekerja sungguh-sungguh dengan penuh
antusias, raih pengalaman, kembangkan kompetensi dan dapatkan reputasi. Phase 35-40 tahun, masanya mencari uang. Dengan reputasi dan kompetensi yang ada,
jangan mau dibayar murah. Jika masih ada
yang bayar murah, marahlah pada diri sendiri.
Asah terus, sampai orang malu membayar kita murah. Phase 40 tahun keatas, adalah fase kenabian,
fase aktualisasi diri, fase uang yang mencari-cari. Terkesan utopia. Namun itu hal yang harus
diraih.
Life begin
at 40.
Nabi Muhammad dan nabi-nabi lainnya
berhasil membina kemasyarakatan. Hidup
tidak hanya untuk diri sendiri dan keluarga.
Hidup untuk ummat yang lebih baik.
Dengan kesabaran, ketabahan, ilmu dan tuntuan, dalam 23 tahun Nabi
Muhammad dapat menyulap jazirah Arab yang jahiliah, menjadi pusat peradaban dan
turut mewarnai dunia, di saat Eropa dalam kegelapan.
Life begin at 40.
Banyak mimpi-mimpi yang ingin saya
raih. Kali ini bukan mimpi pribadi saja,
tapi mimpi yang diukir bersama keluarga.
Hal yang paling membahagiakan adalah melihat, anak-anak (sendiri dan
orang lain) berhasil membangun kesadarannya dan menemukan kebijaksanaannya
bahkan pada usia sangat-sangat muda. Hal
yang membahagiakan adalah melihat orang lain bahagia dan sukses.
Hidup berkesadaran adalah kunci
meraih kesuksesan dunia dan kejayaan di akhirat nanti. Amin 3x.
Semoga tulisan ini bermanfaat buat
adik-adik kanca muda di kelas MBTI 2011.
Semoga Allah memberikan kelapangan, agar adik-adik semua menemukan
kekuatan diri masing-masing, dan asah sampai berkilau J.
Keep good work. Jadilah kelas super
tahun ini dan seterusnya.
Mohon maaf jika ada penyampaian
yang tidak berkenan. Semoga bukan lebay J