ALTERNATIF PENGADAAN INTERNET UNTUK DAERAH PEDALAMAN DENGAN VSAT

Thursday, June 7, 2012



Telekomunikasi seluler di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1984 dan hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang pertama mengadopsi teknologi seluler versi komersial.

Perkembangan telekomunikasi yang begitu pesat di Indonesia ternyata masih belum merata. Beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah pedalaman masih belum terjamak teknologi. Jangankan teknologi, listrikpun yang merupakan kebutuhan vital masih ada daerah yang belum menikmatinya.


Masyarakat di pedalaman memang merupakan kaum minoritas di bangsa ini, sedangkan 42% penduduk Indonesia berada di perkotaan (BPS, 2000). Tetapi, bukan berarti mereka bisa diacuhkan. Sehingga, hak-hak rakyat pedalaman untuk mendapatkan kehidupan yang layak berupa hak untuk mendapatkan jaringan telekomunikasi merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan oleh berbagai pihak. Terlebih lagi, seiring kemajuan jaman dengan konvergensi IT dan telekomunikasi yang semakin mutakhir, kehadiran jaringan telekomunikasi di daerah yang sebelumnya tidak terjangkau dapat melahirkan sebuah revolusi kehidupan di berbagai bidang yang mampu membawa kemudahan dalam proses penyelesaian masalah yang terjadi di pedalaman terutama dalam hal ekonomi.

PERMASALAHAN
Kondisi daerah pedalaman di Indonesia sebagian besar berupa pegunungan dengan jumlah penduduk yang sedikit dan penyebarannya yang tidak merata. Hal ini menyulitkan dalam pengembangan system telekomunikasi yang cocok untuk pedalaman. Untuk daerah pedalaman dibutuhkan system telekomunikasi yang murah, mudah pembuatannya dan dapat mengcover semua wilayah. Dari criteria tersebut tentu jenis telekomunikasi dengan kabel kurang efektif karena pengembangan infrastrukturnya yang mahal ditambah lagi penyebaran penduduknya yang luas. Sehingga akan menambah mahal pengembangannya.

SOLUSI
Teknologi yang paling cocok dikembangkan untuk daerah pedalaman adalah teknologi nirkabel. Saat ini sudah ada jaringan nirkabel GSM yang penyebarannya sudah cukup luas di Indonesia. Namun kendala yang dihadapi teknologi ini adalah sinyal yang terbatas dan bandwidth yang kurang besar untuk mengfasilitasi layanan data terutama internet.

Mengingat kondisi geografis di Indonesia yang memiliki banyak pulau yang tersebar sehingga sulit dijangkau oleh teknologi komunikasi microwave maupun jaringan kabel. Selain kurang efektif, jaringan microwave maupun kabel tidak efisien karena instalasinya memakan waktu lama dan menelan biaya besar. Di samping itu, keduanya sangat rentan terhadap gangguan, sedangkan cakupan areanya pun sangat terbatas karena kendala geografis.

Solusi untuk masalah ini adalah menggunakan satelit yang menyediakan bandwidth lebih besar sehingga dapat mengfasilitasi layanan internet dengan cepat. Selain itu, instalasinya lebih cepat dan biaya lebih murah. Salah satu teknologi yang memanfaatkan satelit sebagai media komunikasinya adalah VSAT. VSAT kependekan dari Very Small Aperture Terminal, sebuah terminal yang digunakan dalam komunikasi data satelit. VSAT terdiri dari dua bagian, sebuah transceiver yang ditempatkan di luar (out doors) yang dapat langsung terjangkau oleh satelit dan sebuah alat yang di tempatkan di dalam ruangan yang menghubungkan transceiver dengan alat komunikasi para pengguna, seperti PC. Sistem ini mengadopsi teknologi TDM dan TDMA.

Satelit VSAT menggunakan orbit stasioner sehinggga satelit terus tetap berada pada posisinya mengacu pada suatu titik. Letak satelit tidak akan pernah berubah mengacu pada satu titik di bumi. Jadi waktu edar satelit akan selalu sama dengan waktu rotasi bumi. Berdasarkan ketinggian satelit dari permukaan bumi, VSAT menggunakan satelit Geostationery Earth Orbit  (GEO). Posisi orbit GEO sejajar dengan garis khatulistiwa dan ketinggiannya 35.786 km dari permukaan bumi.

KONFIGURASI VSAT

Berdasarkan band frekuensi yang digunakan, VSAT dibagi menjadi 4, yaitu VSAT C Band, X Band, Ku Band, Ka Band. Secara spesifik, pembagiannya adalah seperti table di bawah ini:

BAND
UPLINK (GHz)
DOWNLINK (GHz)
BANDWIDTH (MHz)
C
5,9 – 6,4
3,7 – 4,2
500
X
7,9 – 8,4
7,25 – 7,75
500
Ku
14 – 14,5
11,7 – 12,2
500
Ka
27 – 30
17 – 20
NOT FIXED
30 – 31
20 – 21
NOT FIXED

VSAT Ku Band adalah salah satu VSAT untuk mengakomodasi kebutuhan akan layanan internet dan multimedia dengan berbasis frekuensi Ku Band untuk pengadaan internet. VSAT Ku Band merupakan layanan komunikasi berbasis satelit yang dapat digunakan sebagai system komunikasi untuk mengirim dan menerima informasi dari darat ke satelit dengan menggunakan:

  • Frekuensi uplink 14 – 14.5 GHz
  • Frekuensi downlink 11.7 – 12.7 GHz
Keunggulan VSAT Ku Band adalah koneksi yang tak terbatas selama 24 jam non stop, high speed internet atau internet kecepatan tinggi yaitu 512 Kbps – 4 Mbps, dan tidak hanya itu koneksinya mampu menjangkau daerah-daerah terpencil, bahkan ke daerah yang belum mempunyai infrastruktur telekomunikasi. Biayanya juga tergolong relatif ringan bila dibandingkan membangun jaringan terrestrial alternatif, selain itu proses intalasi terhitung cepat karena dapat langsung digunakan

KEUNTUNGAN
Keuntungan menggunakan VSAT:
  • Jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global.
  • Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang luas.
  • Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting dan multicasting.
  • Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.
  • Kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar. VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit.
  • Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar.
  • Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar

KEKURANGAN
Meskipun VSAT sangat cocok untuk daerah pedalaman, namun VSAT itu sendiri memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
  • Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700 ms. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.
  • Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi, baik headend/ teleport maupun ground-segment biasa. Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis lurus.
  • Debu Meteroit
  • Koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca (terhadap molekul air).
VSAT akan mudah terganggu oleh cuaca yang tidak menentu terutama oleh hujan. Curah hujan yang berlebihan, menyebabkan frekuensi yang ada pada teknologi ini menjadi mudah terputus, kemudian untuk perangkat keras VSAT itu sendiri menyebabkan terjadinya kerusakan pada alat (bekarat).
  • Memakan tempat, terutama untuk piringannya.
Seperti yang kita ketahui bahwa piringan VSAT memiliki diameter yang cukup besar, dan juga cukup memakan tempat . Apabila piringan ini ditempatkan pada posisi yang tidak benar maka signal dari satelit akan sulit didapatkan, selain itu sangat sulit untuk menemukan spot yang tepat untuk meletakkan alat ini.
  • Latency yang lebih tinggi di bandingkan kabel
ARSITEKTUR JARINGAN

Dengan menggunakan solusi VSAT yang kami tawarkan, diharapkan seluruh pihak yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dapat turut merasakan kemudahan komunikasi, dan hal ini seusai dengan motivasi awal kami, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga kesejahteraan rakyat akan tercapai.

Share This Post